Radioterapi di RS Gatot Subroto

Selasa, 03 Februari 2009

September 2008 Awalnya aku bingung memilih rumah sakit tempat aku menjalani radioterapi. Ada beberapa rumah sakit yang memiliki mesin radioterapi di Jakarta, antara lain : RSCM, RS Kanker Dharmais, RS Gatot Subroto, RS Pertamina (lainnya saya belum tahu). Rujukan yang dokter Siloam berikan adalah RS Gatot Subroto. Akhirnya setelah menimbang-nimbang, aku memutuskan ke RS Gatot Subroto(RSGS).

Ruang tunggu pasien radioterapi di RSGS cukup luas dan ber-AC. Di sekeliling ruangan ada sofa cukup panjang, ditengah ruangan ada aquarium ikan laut yang ukurannya lumayan besar.

Ada dua pilihan jenis radioterapi di RSGS, dengan Cobalt dan Linac. Untuk Cobalt biayanya 1 paket radioterapi kurang lebih Rp. 12.000.000,- , sedangkan linac lebih mahal biayanya 1 paket kurang lebih Rp. 16.500.000,-.
Pemilihan jenis radioterapi ini ditentukan oleh dokter spesialis radioterapi.

Sebenarnya di RSGS menerima Askes, tapi karena aku belum punya kartu Askes, sementara aku harus segera menjalani terapi ini, akhirnya bayar tanpa askes.

Pada hari pertama, aku diperiksa dokter spesialis radioterapi. Setelah menjelaskan kronologis penyakitku, dokter memeriksaku dan kemudian mencoret-coret badanku dengan spidol untuk memberi tanda area sinar.
Setelah selesai, suster mengoleskan cairan pada tanda area supaya tidak cepat hilang.

Pada hari itu juga, aku diminta ke ruang CT Scan. Petugas CT Scan menempelkan plester di beberapa titik di area sinar. Dengan CT Scan ini, area sinar direkam supaya penyinaran lebih akurat.

Aku jalani radioterapi selama 30 hari (25 hari di area mastectomy, punggung kanan atas, leher dan 5 hari ekstra di leher).
Pelaksanaan radioterapi berlangsung kurang lebih 10 menit (termasuk persiapan). Yang membuat lama adalah antrinya.
Ternyata tidak sedikit orang yang bernasib sama denganku. Ada yang menderita kanker kelenjar getah bening, kanker rahim, kanker leher rahim dan lain-lain.

Di RSGS, aku jadi mendapat kenalan dan lingkungan baru. Bu Hamrah, orang makassar yang menderita kanker kelenjar getah bening, cukup akrab denganku. Sejak berkenalan di pemeriksaan awal radioterapi, kami jadi suka sharing dan saling support.

Mungkin inilah salah satu hikmahnya selama menjalani terapi ini.



0 komentar: