PET Scan dan second opinion di Singapura

Senin, 02 Februari 2009

24 Januari 2008

Beberapa hari setelah operasi, seorang teman yang aktif di yayasan kanker, membawakan majalah Pitapink. Awalnya aku masih takut membaca artikel tentang kanker. Tapi dengan berjalannya waktu dan perlunya informasi tentang kanker, kini aku justru mencari sebanyak mungkin informasi tentang kanker, khususnya kanker payudara.

Dari majalah itulah aku baru tahu tentang PET Scan.

PET (Positron Emission Tomography), disebut juga PET scan, adalah pemeriksaan diagnostik yang mampu menghasilkan gambar fungsi biologis tubuh manusia dengan jelas. Gambar PET sangat unik karena mampu menghasilkan fungsi kimiawi dari organ dan jaringan (metabolisme), sementara teknis pencitraan lain seperti X-ray, CT dan MRI memperlihatkan struktur (anatomi).

Menurut dokter, sebenarnya PET Scan tidak mutlak dilakukan, pasien kanker bisa melakukan tes lain untuk mendeteksi adanya mestastasis. Mestastasis awal dari kanker payudara, pada organ lain biasanya pada tulang dan paru-paru, yang bisa dideteksi dengan bonescanning dan Foto thorax.

Namun karena aku khawatir dengan hasil patologi lalu, dimana aku kena grade 3 yang artinya pertumbuhan sel kanker sangat cepat dan bersifat menyebar, maka aku memutuskan untuk melakukan PET Scan. Aku harap PET Scan bisa mendeteksi sel kanker diseluruh organ tubuhku, apakah ada mestastasis ke organ lain atau tidak.

Akhirnya dokter memberikan surat rujukan dan mempersilakan jika aku ingin mencari second opinion di negeri tetangga. Di Indonesia, rumah sakit yang bisa melakukan PET Scan belum ada. Negara terdekat yang memiliki peralatan PET Scan adalah Singapura dan Malaysia.

http://www.stricklandscanner.org.uk/images/staff/scanner_5Staff.jpg

Setelah mencari informasi aku memutuskan untuk PET Scan di Mt Elizabeth Hospital karena proses pendaftaran PET Scan dapat dibantu melalui perwakilannya yang ada di Jakarta.
Aku dijadwalkan PET Scan pada hari Kamis jam 11 siang karena slot pagi sudah penuh.

Rabu pagi, aku dan suamiku ke Bagian Radiologi di Mt Elizabeth untuk deposit PET Scan. Sehari sebelum PET Scan, kami harus deposit sekitar S$ 866, untuk pembelian tracer (FDG: zat radioaktif yang disuntikkan ke tubuh pasien sebelum PET Scan). Biaya PET Scan sekitar S$ 3157.

Sehari sebelum PET Scan aku hanya bisa mengkonsumsi kentang rebus, telor rebus dan air putih. Untuk sementara, makanan yang berserat tidak boleh dikonsumsi. Enam jam sebelum PET Scan, aku tidak boleh makan, hanya boleh minum air putih.

Jam 10.50 kami tiba di Mt Elizabeth, agak tergesa-gesa, karena paginya kami ke National Cancer Center (NCC) untuk periksa.
Setelah mengganti baju khusus dan mendapat penjelasan tentang prosedur PET Scan, aku diminta minum 1 butir obat (katanya glukosa) dan menghabiskan 1 gelas air putih. Setelah itu suster memasangkan jarum infus di tangan kiriku. Karena aliran darah kurang baik, terpaksa jarum dipindahkan ke dekat pergelangan tangan kiri. Ternyata suster di Singapura dan di Indonesia sama-sama mengalami kesulitan ketika memasang jarum infus, Mungkin karena pembuluh darahku yang kecil.

Aku diminta menunggu. Tidak lama kemudian, aku diminta berbaring di tempat tidur untuk disuntikkan FDG. Setelah suntikan tersebut, aku tidak boleh bergerak dan bicara kurang lebih selama 1 jam supaya cairan FDG dapat terdistribusi ke seluruh tubuh dengan baik. Setelah 1 jam, aku boleh duduk dan diminta minum 2 gelas air putih.

Aku menunggu giliran PET Scan sambil duduk di sofa depan ruangan PET Scan.

Pasien yang melakukan PET Scan pada hari itu cukup banyak, mayoritas dari negara tetangga. Hari itu saja ada tiga orang dari Indonesia. Setelah setengah jam menunggu, aku diminta masuk ruang PET Scan. Proses PET Scan dilakukan selama 20 menit. Setelah PET Scan aku diminta menunggu lagi sekitar 30 menit untuk memastikan perlu/tidaknya scan ulang dan syukurlah tidak perlu diulang.

Setelah PET Scan aku diberi Milo hangat, tapi aku hanya minum sedikit. Karena aku pernah membaca artikel yang katanya coklat tidak baik untuk pasien kanker.

Keesokan harinya jam 11, hasil PET Scan diterima dalam sebuah amplop coklat besar. Kami langsung ke NCC untuk mencari second opinion ke medical onkology sesuai rujukan dokter. Ternyata dokter yang dirujuk, yaitu dokter Ho Gay Hui adalah Surgical Onkology dan beliau dokter senior yang sangat sibuk, akhirnya aku didaftarkan untuk periksa dengan dokter Wong Ze Wan, medical onkology.

Saat itu, aku sendiri belum berani membuka hasil PET Scan tersebut, rasanya lebih mendebarkan daripada membuka amplop coklat berlogo garuda.

Hingga tiba giliranku diperiksa, dokter Wong ternyata masih muda, mungkin masih 40-an. Setelah melihat profileku di PC-nya, dokter memeriksa hasil PET Scan dan alhamdulillah clear dan tidak ada penyebaran sel kanker. Namun demikian berdasarkan hasil mastectomy lalu, dokter memperkirakan aku kena stadium 3A.
Sebenarnya dokter agak kesulitan membaca hasil lab karena laporannya menggunakan bahasa Indonesia.
Dengan keterbatasan yang ada, saran dokter adalah sebagai berikut :

1. Chemoterapy 6 cycle

2. Radioteraphy 5 weeks (25 days)

3. Jika Hormon Receptor ER atau PR positif, maka ditambah obat tamoxifen selama 5 tahun

4. Jika hasil IH, Her2 nya positif, ditambah Herceptin

Mengenai makanan, dokter tidak banyak melarang, yang penting menghindari daging merah, lemak, makanan yang digoreng, mengandung pengawet, pewarna. Pengolahan makanan terbaik adalah steam/rebus. Aktifitas sehari-hari dapat dilakukan, kecuali angkat benda berat terutama menggunakan tangan kanan.

Aku memberitahu dokter bahwa aku akan melakukan pengobatan selanjutnya di Indonesia. Dengan ramah, dokter mengatakan akan tetap membantuku untuk memberikan saran / report jika memang hasil patologi hormon receptor sudah diperoleh melalui email.

Karena jadwal yang sangat ketat, jam 3.30 pm harus take off, maka konsultasi tidak berlangsung lama. Langsung dari NCC kami menuju ke Changi untuk kembali ke Jakarta.

Alhamdulillah perjalanan berlangsung lancar. Alangkah bahagianya aku, karena di airport Soekarno Hatta, orang tuaku bersama kedua anakkku telah menjemputku.
Dalam hatiku aku selalu bersyukur atas setiap detik kebahagiaan dan nikmat yang Allah berikan. Aku selalu memohon agar Allah memberikan aku sembuh dan sehat kembali.

0 komentar: