Demam Berdarah di masa radioterapi

Selasa, 03 Februari 2009

Pada hari selasa, di pertengahan oktober 2008, badanku meriang. Suhu badanku panas.
Sudah diberi obat penurun panas, namun panas hanya turun sebentar kemudian naik lagi 2 jam kemudian.
Aku menjalani pemeriksaan darah rutin, ternyata trombositku turun. Berhubung dokter spesialisku sedang ke luar negeri, aku menunda pemeriksaan hingga dokter datang.
Hari Jumat, dalam kondisi badan panas, aku kontrol ke dokter spesialisku di Jakarta Breast Center. Dokter memberiku obat penurun panas dan antibiotik.
Namun karena malamnya kondisiku tidak kunjung membaik akhirnya aku dan keluarga memutuskan untuk ke UGD RS Kramat.

Aku menjalani pemeriksaan darah rutin Pada waktu itu, suasana di UGD sangat menegangkan. Ada pasien penderita jantung yang mengalami sesak nafas. Anggota keluarganya ada yang menangis dan berteriak-teriak. Aku dan keluargaku jadi ikut tegang. Syukurlah akhirnya pasien tersebut selamat.

Hasil darah ternyata menunjukkan trombosit dan leukositku rendah. Karena aku sedang dalam masa radioterapi, maka dokter meminta pemeriksaan darah ulang untuk mengecek trombosit sekaligus anti dengue. Jadi dua kali ambil darah.
Dan hasilnya aku kena demam berdarah.

Jumat malam itu juga aku masuk ke ruang rawat inap untuk diinfus. Esoknya dokter memberitahuku bahwa Demam berdarah adalah penyakit 10 hari. Wah kalau dihitung-hitung berarti bisa-bisa aku lebaran di rumah sakit. Pasrah dan ikhlas, hanya itu yang bisa kulakukan.

Karena leukositku cukup drop, aku disuntik granocyt. Aku minum sari kurma, jus buah bit, dan air putih yang banyak. Aku tidak minum angkak karena khawatir dengan kandungan angkak yang mungkin berpengaruh terhadap pertumbuhan sel kanker.
Subhanallah Alhamdulillah Allahuakbar, hari selasa, sehari sebelum Idul Fitri, hasil pemeriksaan menunjukkan trombositku mulai naik. Pada saat visit, dokter menyampaikan kalau malam nanti membaik trombositnya maka aku boleh pulang. Rasanya senang sekali, puji syukur aku panjatkan pada Allah. Karena pertolongan Allahlah kondisiku membaik.

Benar, tepat pada malam takbiran, aku diantar bapak dan suamiku sudah boleh keluar dari RS.
Esoknya aku bisa berlebaran di rumah bersama keluarga.

Alhamdulillahi rabbil 'alamin.

0 komentar: