Saat "dia" datang lagi

Senin, 01 Juni 2009

Akhir April lalu, aku merasa ada yang kurang nyaman terasa di tulang rusuk dada kanan. Benjolan di leher menjadi makin tampak dan agak nyeri. Terus terang ada perasaan khawatir kalau "dia" datang lagi. Sudah waktunya aku memeriksakan kembali ca 15.3.

Tanggal 25 April 2009, aku kembali memeriksakan kondisiku, cek darah rutin dan nilai kanker (CEA dan Ca 15.3). Hasilnya wuihh lebih mendebarkan daripada membuka hasil ujian sekolah.
HB-ku sudah normal bahkan sangat baik, begitu pula leukosit dan trombosit. Semua sangat baik kecuali nilai Ca 15.3 nilai naik menjadi keluar dari batas normal. Aku berusaha menenangkan diri meskipun itu tidak mudah.

Aku mendapat informasi dari sahabatku, katanya ada seorang dokter yang mendalami pengobatan herbal di BSD, banyak yang berhasil berobat disana. Aku mencari informasi di internet alamat jelas dokter tersebut. Saat itu rasanya jalanku sepertinya "diarahkan" kesana.
Kedua orang tuaku menemani berobat. Disana sudah banyak orang yang antri bahkan ada yang datang dari jam 5 pagi.

Tibalah giliranku masuk ke ruang periksa. Aku baru menjelaskan sedikit tentang riwayat penyakit dan pengobatan yang telah kujalani, dokter langsung menggunakan 2 antena yang mengarah ke tubuhku. Dengan menggunakan bantuan kedua antena itu, dia menggambar area yang "dideteksi" ada kanker. Luar biasa, dia tahu sebelum aku memberitahu lokasinya.

Yang mengejutkan menurut Dokter tersebut, kanker telah menyebar di beberapa area, di dada kanan, lengan kanan bahkan ada sedikit spot di hati. Terus terang aku jadi agak dag dig dug. Ada perasaan khawatir.

Dokter mengatakan bahwa emosiku masih belum stabil, katanya aku harus lebih bisa mengendalikan emosi, pikiran supaya tidak marah, meski marah tidak diungkapkan mungkin masih ada di dalam hati. Aku diminta terapi Craniosakral, terapi ini bermanfaat untuk mengendalikan emosi, menenangkan pikiran. Dokter meminta agar pola makanku diubah menjadi full vegetarian, melarang mengkonsumsi hewani. Aku juga harus lebih banyak membaca buku untuk menata hati dan emosiku supaya lebih ridha dan ikhlas.

Aku mendapat tiga macam jamu, 3 macam kapsul yang harus diminum sebulan. Seminggu dua kali, aku menjalani terapi cranio. Pada saat terapi, aku hanya diminta tidur kemudian therapist menyalurkan energi, mungkin semacam reiki.

Selama satu bulan, aku menjadi vegan dan tidak makan gorengan (meski digoreng dengan Canola Oil sekalipun). Susu kedelai kuminum lebih dari sekali sehari. Aku sempat membeli Soymilk maker di ITC BSD jadi membuat susu kedelai hanya dalam waktu 30 menit tanpa repot.

Sebulan tepat aku memeriksakan kembali darahku. Saat itu kondisiku agak kurang baik, dadaku mulai nyeri seperti bulan lalu ditambah tulang di pangul kananku hingga lututku. Jadi aku cek darah rutin, asam urat, ureum kreatinin, SGOT SGPT, dan tentu Ca mammae (Ca 15.3).

Sebelum hasilnya aku berusaha menata hati sebaik mungkin, apapun hasilnya aku akan menerima dengan tenang.
Dan hasilnya.... eng ing eng...... hampir sempurna semua baik kecuali Ca 15.3. Wow, nilainya fantastis naik menjadi 66. Waaa apa yang salah ya.....
Ternyata pola makanku yang vegetarian itu justru malah membuat kanker makin senang. Mengapa?

Ya ini sih hanya analisaku saja, hasil patologi operasi lalu pertumbuhan kankerku dipengaruhi hormon estrogen. Selama menjadi vegan aku banyak sekali mengkonsumsi kedelai bahkan cenderung berlebihan, dari tempe, tahu, kacang edamame, susu kedelai.

Aku segera kembali memeriksakan diri ke dokter ongkologi di JBC. Dokter memintaku untuk melakukan bonescan terkait dengan keluhan sakit pada tulangku dan melakukan pemeriksaan jantung terkait dengan rencana kemoterapi baru.
Hingga kini aku belum melakukan pemeriksaan apa-apa. Justru aku kembali memeriksakan diriku ke dokter herbal di BSD. Dokter memberiku jamu tambahan dan memintaku kembali memeriksakan ca 15.3 sebulan lagi.



0 komentar: