Why me

Jumat, 19 Juni 2009

Saya ingin sedikit sharing ...

Kira2 satu setengah tahun lalu saat dokter memvonis saya Kanker stadium 3 grade 3. Bisa dibayangkan, badan saya lemas seketika, rasanya masa depan saya menjadi gelap. Saya cukup terpukul saat itu.

Butir-butir harapan dan semangat saya bangun sedikit demi sedikit. Saya mulai belajar arti kehidupan...

Ternyata ujian blm selesai. 8 Bulan setelah operasi mastektomi, saya harus menghadapi kenyataan bahwa kanker blm mau pergi bahkan menyebar ke kelenjar getah bening di leher.

Dokter yang melakukan kemo sudah menyerah, dia sendiri tidak berani membantu langkah selanjutnya.

Saat itu pun saya merasa "bingung" apa yang harus saya lakukan. Saya hanya mencoba mengikuti air mengalir.

Saya jalani radioterapi dan kemoterapi sesi 2. Hanya 1 siklus kemo ternyata membuat saya berbaring 18 hari di rumah sakit akibat diare hebat, radang usus, sariawan di seluruh mulut. Tidak ada yang saya pikirkan saat itu kecuali mencoba menerima. Dengan kondisi yang sebenarnya tidak memungkinkan, Alhamdulillah Allah masih mengijinkan saya menjadi tamu-Nya.

Pulang dari tanah suci, saya tidak berani kembali ke Dokter. Namun sebulan kemudian saya putuskan untuk periksa. PET Scan saya lakukan dan hasilnya sangat baik sehingga dokter memutuskan untuk menghentikan kemo sesi 2 dan memberi obat hormon.

Saya mulai membangun harapan, semangat. Sangat mudah bagi kita untuk membangun semangat saat kondisi dalam keadaan baik dan sehat. Saya mulai kembali kerja meski masih 1/2 hari.

Bulan April saya kembali memeriksa darah (ca 15.3) hasilnya cukup mengejutkan nilai kanker saya naik menjadi 37. Karena trauma kemo lalu membuat saya enggan segera kembali ke dokter kanker.

Saya memilih pengobatan herbal di BSD. Satu bulan menjadi Vegan ternyata tidak mencegah kanker tumbuh. Nilai kanker naik fantastis menjadi 66. Bersamaan dengan itu saya mengalami nyeri di panggul kaki kanan saya.

Karena sudah tidak tahan akan nyeri tulang tsb saya beranikan diri untuk melakukan bonescan guna memeriksa apakah ada penyebaran ke tulang.

Dalam hati saya sudah berniat untuk siap dan tegar. Tapi ternyata saat ibu saya menelpon dan mengabarkan hasil bonescan, saya kembali 'jatuh' dan terpukul. Kanker telah menyebar ke beberapa tulang dalam tubuh saya. Itulah jawaban rasa nyeri hebat yang rasakan belakangan ini.

Benak saya saat itu sangat kacau. Bahkan terlintas dipikiran saya "Why me?" Mengapa saya Ya Allah....

Ternyata saya tidak setegar yang dibayangkan...

Beberapa hari saya lalui dengan bingung, takut, gelisah dan resah. Saya ingin ikhlas ridha, tapi bagaimana caranya ? Prakteknya tidak semudah teori. Mulai membaca buku, mengikuti prana, saya bertemu beberapa orang yang memberi sedikit "pencerahan" terhadap batin saya.

Saya mencoba merenung, melakukan napak tilas kehidupan saya sejak saya lahir hingga kini.Tanpa saya sadari saya meneteskan air mata saat mengingat segala nikmat yang telah saya terima hingga kini. "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?"

Saya hanya bisa mohon ampunan-Nya. Tidaklah pantas bagi seorang Sari berpikir bahkan mengucap "Why me?"

Karena Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya dan tak pernah berhenti mencurahkan kasih sayang-Nya. Saya baru menyadari ini bagian dari kasih sayang Allah pada saya, Allah menghendaki kualitas hidup yang lebih baik untuk saya, untuk kebahagiaan yang sejati. Sayalah yang selama ini salah memaknainya.

Kini saya akan terus belajar dan belajar untuk menggapai cinta dan ridha-Nya.

0 komentar: